+62 859-3135-3197
6 Mitos dan Fakta Usus Buntu yang Perlu Diketahui!

“Jangan makan biji cabai, nanti usus buntu.” Pernahkah Anda mendengar peringatan tersebut? Tidak hanya usus buntu saja, tetapi biji buah-buahan lainnya juga dianggap menyebabkan usus buntu, seperti biji semangka, biji anggur, dan biji buah lainnya yang berukuran kecil. Namun, benarkah demikian?
Penasaran ingin tahu faktanya? Yuk, kenali lebih dalam mengenai usus buntu dan beragam mitos serta faktanya di sini!
6 Mitos Usus Buntu dan Faktanya
Ada banyak mitos yang dipercaya masyarakat seputar kesehatan, salah satunya adalah mengenai usus buntu. Berikut ini adalah 6 mitos di antaranya beserta faktanya:
Usus buntu tidak ada gunanya. Faktanya mulai banyak penelitian yang menunjukkan bahwa usus buntu memiliki peran dalam melancarkan sistem pencernaan dan juga meningkatkan kekebalan tubuh.
Biji cabai dan biji buah-buahan dapat menyebabkan radang usus buntu. Faktanya peradangan usus buntu bisa terjadi karena sumbatan akibat tinja yang mengeras, penebalan jaringan, maupun tumor. Belum ada penelitian yang menunjukkan adanya penumpukkan biji cabai maupun biji buah-buahan lain yang menyebabkan radang usus buntu.
Mie Instan bikin radang usus buntu. Faktanya belum ada penelitian yang menunjukkan hal ini, sama halnya dengan poin sebelumnya.
Nyeri di perut kanan bawah pasti usus buntu. Faktanya sakit yang dirasakan di perut sebelah kanan bawah tidak selalu karena usus buntu, bisa juga karena sembelit, infeksi ginjal, problem organ kewanitaan, keganasan, dan masalah kesehatan lainnya.
Radang usus buntu harus dioperasi. Faktanya ketika peradangan masih cukup ringan, pengobatan masih bisa dilakukan melalui obat antibiotik sesuai resep dokter. Namun, jika kondisinya sudah berisiko, maka harus dioperasi untuk mencegah terjadinya komplikasi yang dapat membahayakan jiwa.
Radang usus buntu hanya menyerang orang dewasa. Faktanya, penyakit ini bisa menyerang siapa saja tanpa peduli usia. Hanya saja memang cukup banyak ditemukan pada orang dewasa.
Mengenal Usus Buntu dan Fungsinya
Setiap bagian tubuh memiliki fungsinya masing-masing, seperti jari tangan untuk menggenggam, paru untuk sistem pernapasan, dan jantung untuk memompa darah. Namun, bagaimana dengan usus buntu? Apakah sebenarnya usus buntu dan apa fungsinya?
Usus buntu adalah sebuah bagian kecil dengan panjang sekitar 5 hingga 35 cm dan menempel pada ujung usus besar. Lokasinya berada pada perut di bagian kanan bawah. Para ahli biologi terdahulu meyakini bahwa usus buntu adalah bagian dari sisa evolusi manusia purba yang merupakan herbivora. Usus buntu ini berfungsi untuk membantu sistem pencernaan. Namun, seiring berjalannya waktu dan dengan adanya banyak perubahan perilaku manusia serta pilihan ragam makanan, membuat fungsi usus buntu menjadi hilang dan dianggap sebagai sisa evolusi.
Hanya saja, berbagai penelitian yang dilakukan di era modern saat ini, ternyata justru menemukan peran penting lain dari usus buntu, yaitu dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Hal ini disebabkan oleh keberadaan jaringan limfoid yang ada di usus buntu. Jaringan limfoid sendiri adalah sel yang membentuk sistem limfatik, yaitu salah satu bagian utama dalam sistem kekebalan tubuh.
Peradangan Usus Buntu: Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya
Meskipun memiliki peran yang cukup penting, tetapi ketika organ kecil ini mengalami peradangan maka dampaknya bisa sangat berbahaya. Peradangan usus buntu bisa terjadi akibat adanya sumbatan pada usus buntu yang bisa membuat organ ini pecah jika tidak ditangani secara cepat dan tepat.
Penyebab sumbatannya bisa karena:
Tinja yang mengeras dan tersangkut pada usus buntu.
Jaringan limfoid yang membengkak.
Infeksi radang usus.
Peradangan usus buntu akan menimbulkan beberapa gejala, di antaranya:
Nyeri pada perut kanan bawah yang terjadi sesekali maupun terus menerus.
Demam.
Perut kembung.
Sembelit atau terkadang diare, dan tidak bisa buang angin.
Kehilangan nafsu makan.
Mual dan muntah.
Ketika seorang pasien didiagnosis memiliki peradangan usus buntu, maka harus segera menjalani pengobatan karena peradangan ini tidak bisa sembuh dengan sendirinya. Jika kondisinya masih ringan, dokter masih bisa mengusahakan dengan pemberian resep obat. Namun, dalam kondisi serius, maka peradangan usus buntu harus diobati melalui operasi.
Jika pengobatan dilakukan dengan cara pengangkatan usus buntu, maka Anda tidak mungkin mengalami peradangan usus buntu untuk kedua kalinya. Namun, jika kondisi peradangan ini diobati dengan obat-obatan dan organ ini masih ada, artinya kemungkinan radang usus buntu kembali terjadi tetap ada.
Bagi Anda yang merasakan gejala di atas, ada baiknya segera periksakan diri ke dokter spesialis bedah digestif di Rumah Sakit Premier Surabaya untuk mendapatkan diagnosis. Semakin cepat penyakit ini ditangani, maka risiko terjadinya komplikasi juga akan semakin kecil.
Hubungi Kami
Untuk informasi dan buat janji temu dokter:
Loading data... |
---|