Benarkah Makanan yang Dibakar Memicu Kanker?

15 Oktober 2024

Ada banyak cara yang bisa digunakan untuk mengolah makanan, seperti digoreng, ditumis, dikukus, dan juga dibakar. Cara pengolahan yang berbeda akan memberikan dampak yang berbeda pula pada tubuh. Misalnya seperti makanan yang digoreng, akan meningkatkan kadar lemak jenuh pada makanan yang berdampak negatif pada kesehatan.

Lalu, bagaimana dengan daging yang diolah dengan cara dibakar? Ada yang mengatakan bahwa makanan yang dibakar lebih sehat daripada digoreng. Namun, banyak juga yang meyakini bahwa makanan yang dibakar justru bisa memicu kanker. Supaya tidak salah, cari tahu faktanya berikut ini!

Nutrisi Pada Daging yang Dibakar

Memanggang adalah proses memasak dengan menggunakan teknik dry heat cooking, yaitu teknik memasak yang tidak menggunakan cairan untuk mematangkannya. Beberapa contoh makanan yang diolah dengan teknik ini  yaitu sate dan steak.

Meskipun tidak menggunakan minyak, sehingga tidak mengandung lemak trans yang tinggi, tetapi daging yang kaya akan gizi dapat kehilangan vitamin B dan mineralnya hingga 40% akibat proses pemanggangan, karena zat gizi yang keluar dari daging.

Benarkah Makanan yang Dibakar Memicu Kanker?

Selain dari kandungan nutrisinya yang berkurang, daging yang diolah dengan dibakar ternyata dapat meningkatkan risiko kanker. Lemak pada daging yang menetes ke bara api akan menghasilkan asap dan menyebabkan daging terpapar karsinogen. Karsinogen sendiri adalah zat yang dapat memicu perkembangan sel kanker. 

Mekanisme biologis yang mendasari hubungan daging merah yang dibakar dengan peningkatan kanker adalah karena terbentuknya HCAs dan PAHs, serta asupan zat besi heme. Berikut adalah penjelasan lebih lengkapnya:

HCAs dan PAHs

HCAs dan PAHs adalah formasi yang terbentuk saat memasak daging, baik daging sapi, babi, maupun ikan, pada suhu tinggi menggunakan pan maupun langsung di atas nyala api. HCAs dan PAHs memiliki efek mutagenik melalui pembentukan tambahan DNA yang dapat meningkatkan risiko kanker. HCAs terbentuk saat asam amino (pembentuk protein), gula, dan kreatin atau kreatinin (substansi yang ditemukan di otot) bereaksi pada suhu tinggi.

Sementara itu, PAHs terbentuk saat bahan organik dibakar secara tidak sempurna. Selain itu, PAHs juga terbentuk ketika lemak dan cairan dari daging yang dibakar menetes ke permukaan pan yang panas maupun menetes ke api, sehingga menyebabkan nyala api dan asap kemudian menempel pada permukaan daging. PAHs juga dapat terbentuk selama proses pengolahan makanan lainnya, seperti pengasapan daging.

Beberapa penelitian menemukan bahwa PAHs dapat dikurangi hingga 41-89% dengan menghilangkan tetesan sari dari daging, sehingga meminimalisir keluarnya asap saat proses pemanggangan. Misalnya dengan memilih daging tanpa lemak untuk dibakar.

Zat Besi Hem

Zat besi terbagi menjadi dua jenis, yaitu zat besi heme yang berasal dari hewani dan zat besi non heme yang berasal dari tumbuhan. Asupan zat besi hem dalam jumlah tinggi pada daging merah, terbukti dapat meningkatkan risiko terjadinya tumor usus besar dengan memicu pembentukan bahan karsinogenik N-nitroso, yang akan mengakibatkan perubahan gen dan alkilasi DNA.

Tips Meminimalisir Risiko Kanker saat Memanggang Daging

Meskipun makanan yang dibakar dapat meningkatkan risiko kanker, tetapi ada tips agar proses memanggang makanan lebih aman:

  1. Marinasi : beberapa penelitian menunjukkan bahwa melakukan marinasi pada daging sebelum dibakar dapat menurunkan pembentukan HCAs. Namun, hindari menggunakan saus yang berbahan dasar tetesan sari daging.
  2. Pre-cook : jika memanggang daging dengan potongan besar, salah satu cara untuk mengurangi lama waktu pemanggangan adalah dengan memasaknya secara parsial dahulu di microwave atau di atas panci.
  3. Kandungan lemak: pilih daging dengan kadar lemak rendah atau tanpa lemak untuk mengurangi risiko adanya nyala api atau bagian yang hangus. Jika ada bagian yang hangus sebaiknya disingkirkan. Letakkan daging di bagian tengah panggangan dan dibolak-balik agar matang merata.
  4. Dicampur : daging dipotong kecil-kecil dan dicampur dengan sayur untuk mengurangi lama proses memasak.
  5. Go Green : memanggang sayur dan buah tidak menghasilkan HCAs, jadi perbanyak sayuran yang dibakar dan kurangi jumlah daging.

Risiko serangan kanker akibat dari mengonsumsi makanan yang dibakar, terutama daging, bisa bervariasi pada setiap orang. Bagi orang yang sudah memiliki faktor risiko terhadap kanker, mungkin akan meningkatkan risikonya terkena kanker jika sering mengonsumsi makanan dengan olahan di bakar.

Jika Anda merasakan adanya keluhan, Anda bisa segera mengunjungi Rumah Sakit Premier Surabaya untuk melakukan konsultasi. Anda juga bisa melakukan medical check up untuk memantau kondisi kesehatan Anda saat ini, terutama jika Anda memiliki faktor risiko yang tinggi terhadap penyakit kanker. 

Diagnosis yang dilakukan lebih awal, akan membantu Anda mendapatkan penanganan lebih cepat dan tepat, sehingga memperbesar kemungkinan untuk sembuh. Jika Anda tertarik, Anda bisa menghubungi kami untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.

Hubungi Kami

Untuk informasi dan buat janji temu dokter:

Tags